Kamis, 08 November 2012

cerpen : BAKSO BULAT

BAKSO BULAT

     Bibir tipis merah merona dan rambut pirang terurai indah milik gadis cantik bernama Amel Mangku Jayadiningrat. Sosok gadis pintar dan sombong karena ia adalah anak seorang pengusaha paling kaya di kota tempat ia tinggal. Sudah ribuan pria yang mencoba melamarnya dan semua ia tolak. Baginya tidak ada satu orang pria pun yang dapat menandingi kepintaran dan kekayaannya.
     Siang itu kala terik matahari begitu menyengat, mobil plat KT milik Amel parkir di depan sebuah ruko. Ia tidak turun dari mobilnya. Wajahnya nampak heran memperhatikan kerumunan orang-orang yang mengantri membeli bakso. Semua yang mengantri membeli bakso adalah gadis-gadis cantik dan dipastikan membawa mobil mewah. Amel tetap di mobilnya dan terus memperhatikan. Siapa sebenarnya penjual bakso itu sampai dikerumuni gadis cantik dan kaya? Apa spesialnya bakso itu dari bakso yang lain?
     Amel pulang dengan wajah kusut dan hati penasaran. Sejak kecil ia tinggal di Balikpapan dan mencoba semua jenis bakso, tapi baru hari ini ia melihat ada tukang bakso yang sampai tidak kelihatan orangnya karena dikerumuni pembelinya.
   “Beli bakso sama gerobaknya!” perintah Amel pada body guardnya. Ia memberikan uang lima puluh lembar uang seratus ribuan.
     Pak Joko mengambil uang itu sambil menggeleng-gelengkan kepala. Untuk apa nona muda membeli gerobak bakso?

*****
     Gerobak bakso itu tiba di rumah megah Amel yang seperti istana dalam negeri dongeng. Ayahnyapun panik dibuatnya melihat gerobak bakso bertuliskan “TEJO”.
     “Gerobak bakso siapa ini Mel?” tanya papanya sambil tersenyum melihat tingkah anak semata wayangnya.
     “Oh....ini untuk penelitian pa,”jawab Amel sambil memperhatikan bentuk bakso yang ada di dalam gerobak milik Pak Tejo. Sesaat ia memperhatikan papanya yang segera berlalu dari hadapannya.
     Gerobaknya biasa, bentuk baksonya bulat tidak ada perbedaan sedikitpun dari bakso-bakso yang dijual pedagang lainnya. Tapi apa yang membuat gadis-gadis kaya tergila-gila sampai rela mengantri berjam-jam untuk makan bakso ini?
     “Kembalikan gerobak baksonya saya sudah tidak perlu!” perintah Amel pada body guardnya.

*****
     Keesokan harinya, walau hujan turun begitu deras dan angin kencang, Amel mendatangi tempat Pak Tejo jualan bakso. Sayangnya ia tidak bisa bertemu langsung dengan si penjual bakso karena sakit. Hari ini temannya yang menggantikan Pak Tejo jualan bakso. Pantas saja terlihat sedikit sepi.
     Entah apa yang membuat Amel begitu penasaran dengan sosok Pak tejo yang diidam-idamkan gadis-gadis cantik itu sampai ia rela menyamar menjadi tukang cuci mangkok bakso.
*****
     Seminggu telah berlalu tapi Amel tidak mendapatkan hasil dari penyamarannya. Ia menepuk-nepuk keningnya karena kebodohannya. Mengapa ia melakukan hal yang memalukan sampai mencuci mangkok bakso dan berpakaian gembel demi mencari tau sosok Pak Tejo? Apa kata dunia kalau seorang Amel Mangku Jayadiningrat mencuci mangkok? Sedangkan ia dirumah dan dimanapun bagaikan seorang putri yang selalu siap dilayani oleh bawahannya.
     Sore hari saat matahari mulai tenggelam, bakso sudah habis terjual. Tiba-tiba datang sosok pria tampan dan berkulit putih menghampiri Amel.
     “Terima kasih sudah membantu teman saya,” ucap pria itu.
     Tanpa sepatah kata Amel mendadak pingsan melihat pria itu.
*****
     Di penghujung tahun Amel tidak lagi melihat pria itu dan gerobak baksonya. Menurut warga sekitar pria tampan itu bernama Tejo, yang menjadi rebutan pelanggan bakso yaitu gadis-gadis kaya. Ia bukan penjual bakso biasa, tetapi ia seorang Insinyur yang mengajarkan orang lain untuk berwirausaha. Tampan, pintar, rendah hati, sederhana itulah Tejo.
     Tubuh Amel terkulai lemas, ia duduk bersandar di bangku taman rumahnya. Pikirannya melayang-layang membayangkan sosok penjual bakso bulat. Ia sudah menolak lamaran ribuan pengusaha sukses tapi kini ia jatuh cinta pada Tejo.
     Ternyata cinta hadir bukan dari sepintar apakah kamu? Sebanyak apakah hartamu? Setampan atau secantik apakah kamu? Tapi cinta hadir diam-diam tanpa kamu tau, cinta hadir dari kesederhanaan hati yang mau menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing untuk saling melengkapi. Amel tidak menyangka jika Tejo seorang Insinyur tetapi ia mau membantu orang lain untuk maju, bahkan ia bersikap rendah hati mengucapkan terima kasih saat dirinya menyamar sebagai tukang cuci mangkok bakso. Betapa Ia menyadari apa yang ia miliki selama ini hanyalah titipan Tuhan. Butiran-butiran air mata itu menetes di pipi Amel.

     Papa Amel menyeka butiran air mata dipipi anak semata wayangnya. “Dari pada sedih ikut papa ke lokasi yuk...!”
     Amel langsung mengikuti papanya dari belakang menuju mobil mewah miliknya. Sore hari itu nampak indah langit di pelabuhan Semayang, warnanya bercorak Orange, burung-burungpun terbang kesana-kemari. Amel keluar dari mobilnya menuju kapal yang ia tumpangi. Angin laut berhembus kencang dan ombak bergulung kencang. Matanya menatap ke hamparan langit mengagumi ciptaan Tuhan yang begitu sempurna.
     Tidak berapa lama Amel dan papanya sudah ada di Penajam. Karyawan-karyawan yang bekerja di bawah pimpinan Papa Amel, menyambutnya dengan gembira.
     Ada satu sosok dari kejauhan yang Amel kenal dan ia rindukan selama ini. Tejo si penjual bakso bulat itu ternyata seorang insinyur yang bekerja pada papanya. Senyum di bibir tipis itu mengembang.
     Jantung Tejo pun berdegup kencang tak kuasa membendung perasaan melihat sosok Amel yang begitu menawan hati.
     “Ini Karyawan papa yang paling teladan, pintar, baik, dan tampan. Papa mengaguminya karena waktu itu dia datang dan mengutarakan maksudnya untuk melamarmu. Tapi papa khawatir kalau Tejo menyerah jika mengetahui sifatmu dan papa juga tidak ingin kehilangan anak muda sebaik dia. Akhirnya kami menyusun rencana agar ia menarik perhatianmu dengan menjual bakso. Hitung-hitung ia juga mengajarkan teman-temannya berwirausaha”
     Amel tidak bisa marah seperti biasanya karena mereka sudah menipunya, ia hanya senyum dan tersipu malu kalau ternyata cintanya tidak bertepuk sebelah tangan pada si penjual bakso bulat itu.
     *****
     Dibawah langit biru dan disaksikan gerobak bakso bulat, Tejo menyatakan niat tulusnya untuk meminang Amel.

Oleh:
Melani Sulistia Wati
Akun facebook untuk pertemanan adalah ci_melan@yahoo.co.id atau Melani Sulistia Wati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar